Sabtu, 10 Mei 2014

Rangkaian Saklar Remote

Rangkaian Kontrol Saklar Lampu Otomatis (Sensor Cahaya LDR)


Pada Postingan kali ini saya akan berbagi sedikit tentang sebuah alat yang menghemat tenaga manusia. Yaitu Saklar Otomatis Lampu dengan menggunakan sensor cahaya. Cara kerja alat ini mendeteksi keberadaan cahaya, Pada saat siang hari sensor menangkap cahaya sehingga akan direspon oleh transistor dan lampu akan mati. Begitu juga sebaliknya pada saat malam hari sensor tidak akan menangkap cahaya matahari, sehingga akan direspon oleh transistor dan lampu akan menyala otomatis. Rangkaian ini biasanya di aplikasikan pada lampu jalan dan lampu taman. pasti bagi orang awam bertanya - tanya bagaimana cara menghidupkan dan mematikan lampu jalan yang jumlahnya ratusan? rangkaian inilah jawabanya. Anda bisa membuat sendiri dan memakainya di rumah, sehingga anada tidak perlu repot - repot menyalakan lampu rumah yang jumlahnya banyak. pasangkan rangkaian ini di atas atap rumah atau loteng yang terkena cahaya matahari langsung dan terlindung dari air hujan.

Berikut adalah rangkaiannya:
Daftar Komponen:  
  • LDR = light dependent resistor
  • R1 = 4,7 K
  • R2 = 1,2 K
  • R3 = 2,2 K
  • R4 = 1,2 K
  • R5 = 1,2 K
  • R6 = 2,7 K
  • R7 = VR 100 K
  • C1 = 10 μf/16V
  • TR1 = TIP 41
  • TR2 = TIP 41
  • TR3 = TIP 42
  • D1 = 1N4001 Diode
  • RELAY = 12V relay

Selasa, 04 Juni 2013


PLN P3B Jawa Bali Berhasil Ganti Alat Pemutus Tenaga Tanpa Padam


Pasuruan (29/5), Tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) GI / GITET PLN P3B Jawa Bali telah berhasil melakukan penggantian alat Pemutus Tenaga (PMT) di Gardu Induk Rejoso Pasuruan Jawa Timur. PMT tersebut sejak 1980 belum pernah dilakukan penggatian.
PDKB P3B Jawa Bali_GI Rejoso PasuruanPerkerjaan penggantian PMT ini baru pertama kali dilakukan oleh PLN dan juga pertama di Indonesia. Pekerjaan penggantian PMT ini dikerjakan berkolaborasi antara Tim PDKB TT/TET gabungan se-Jawa Bali dengan Tim Pemeliharaan APP Probolinggo.
Pekerjaan untuk pembebasan tegangan dilakukan oleh Tim PDKB dan untuk pekerjaan penggantian PMT dilakukan oleh Tim Pemneliharaan. Penggantian PMT ini dilakukan selama empat hari dari tanggal 28 s.d 31 Mei 2013. Selain itu pekerjaan ini disaksikan oleh perwakilan tim peninjau dari Tim PDKB se-indonesia sebagai pembelajaran.
Gardu Induk 150 kV Rejoso ini khusus memasok listrik ke PT Cheil Jedang Indonesia Pasuruan yang merupakan Pabrik pembuatan Protein untuk ternak Asal Korea. Perusahaa ini meminta kepada PLN dalam pekerjaan penggantian PMT ini tidak ingin ada pemadaman pasokan listrik.

Sabtu, 03 Maret 2012

Cara Kerja Relay


Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor (saklar) yang tersusun. Kontaktor akan tertutup (On) atau terbuka (Off) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar dimana pergerakan kontaktor (On/Off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan perangakat pengendali yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat berfungsi sebagai pengaman.

Ada beberapa jenis relay berdasarkan cara kerjanya yaitu:
  1. Normaly On : Kondisi awal kontaktor terturup (On) dan akan terbuka (Off) jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Close (NC).
  2. Normaly Off : Kondisi awal kontaktor terbuka (Off) dan akan tertutup jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Open (NO).
  3. Change-Over (CO) atau Double-Throw (DT) : Relay jenis ini memiliki dua pasang terminal dengan dua kondisi yaitu Normaly Open (NO) dan Normaly Close (NC).
Simbol Relay:
Simbol Relay
  1. SPST (Single Pole Single Throw) : Relay ini memiliki empat terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan dua terminal saklar (A dan B) yang dapat terhubung dan terputus.
  2. SPDT (Single Pole Double Pole) : Relay ini memiliki lima terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan tiga terminal saklar (A,B, dan C) yang dapat terhubung dan terputus dengan satu terminal pusat. Jika suatu saat terminal A terputus dengan terminal pusat (C) maka terminal lain (B) terhubung dengan terminal C, demikian juga sebaliknya.
  3. DPST (Double Pole Single Throw) : Relay ini mempunyai enam terminal. Dua terminal kumparan (coil), dan empat terminal merupakan dua pasang saklar yang dapat terhubung dan terputus (A1 dan B1 - A2 dan B2).
  4. DPDT (Double pole Double Throw) : Relay ini mempunyai delapan terminal. Dua terminal kumparan (coil), enam terminal merupakan dua set saklar yang dapat terputus dan terhubung (A1,B1,C1 dan A2, B2, C2)

Contoh Bentuk Fisik Relay
Relay
Foto Relay -1

Relay
Foto Relay -2

Relay
Foto Relay -3

Sumber foto dan simbol Relay : Wikipedia

;

Kamis, 26 Januari 2012

RUMUS DASAR LISTRIK

5 Agustus 2010

RUMUS  DASAR  LISTRIK

● V = I x R  ( Volt ).
● P ( 1 phasa ) = V x I x cos φ = I² x R x cos φ ( Watt ).
● P ( 3 phasa )  =√3 x VL x IL x cos φ ( Watt ).

Keterangan :
● V = Tegangan ( Volt ) Æ misal : 220 volt.
● I  = Arus ( Ampere ).
●R = Resistance ( Ohm ).
● P = Daya ( Watt ).
● VL = Tegangan antar phasa ( volt ) Æ misal : 380 volt.
● IL  = Arus Line ( Ampere ).

Minggu, 06 November 2011


SKEMA INVERTER SEDERHANA 12 VDC KE 220 VAC
SKEMA INVERTER SEDERHANA 12 VDC KE 220 VAC
SKEMA INVERTER SEDERHANA 12 VDC KE 220 VAC dan semua transistor memerlukan heatzink atau aluminium pendingin.transistor 2n3055 dapat diganti dengan tip 41.trafo yang digunakan adalah trafo inti besi dan bukan ferit karena inverter ini berkerja pada frekwensi rendah 50 hingga 60 Hz